Saturday, January 10, 2015

Desain dan Layout Perusahaan dalam Manajemen Operasional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Desain
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.

2.2  Konsep – konsep Dasar Desain
Prinsipnya dasar sebuah desain terbentuk dengan adanya:


·       Keseimbangan
·       Kesatuan
·       Perbandingan
·       Urutan
·       Irama
·       Skala
·       Fokus


Prinsip tersebut diatas umumnya berlaku juga pada semua pekerjaan kreatif termasuk pada desain layout. Konsep dasar dalam sebuah karya desain ini diperlukan sebelum memutusakan untuk membuat sebuah desain layout karena nantinya sebuah desain harus bisa dipertanggungjawabkan secara estetika.
a.     Keseimbangan (Balance)
Seperti halnya alam semesta yang tercipta dengan penuh keseimbangan, simetrisnya alur serat daun, sayap beraneka warna pada kupu-kupu, perpaduan lautan dan langit biru


merupakan contoh keseimbangan dan harmonisasi yang ada di alam semesta. Keseimbangan juga berlaku secara matematis, misalnya berat suatu benda dengan benda yang lain akan seimbang jika mempunyai berat yang sama Dalam mendesain sebuah layout, perlu diperhatikan konsep keseimbangan ini, karena berpengaruh kepada estetika dan hasil akhir ketika sebuah desain dibuat. Jangan sampai desain layout yang telah kita buat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.       Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan paduan unsur-unsur rupa yang antara unsur satu dengan yang lain saling menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan, dengan kata lain tidak terpisah-pisah atau berdiri sendiri. Agar sebuah karya seni menjadi enak dipandang maka syarat utamanya adalah memiliki kesatuan. Dalam prinsip kesatuan inilah sebenarnya memuat pula prinsip-prinsip yang lain. Kesatuan akan terwujud jika di dalamnya terdapat keserasian, keseimbangan, irama, dan fokus perhatian.
c.        Perbandingan
Kesebandingan atau lebih dikenal dengan sebutan proporsi adalah perbandingan ukuran unsur-unsurnya, baik perbandingan antar bagian maupun antara bagian terhadap keseluruhan. Pengaturan besar kecilnya bagian merupakan prinsip yang erat kaitannya dengan keseimbangan. Orang-orang pada zaman Yunani meyakini sebuah pendekatan menggunakan proporsi yang dianggap ideal dan memiliki keindahan yang agung, yang dikenal sebagai Golden Ratio atau Golden section.
d.        Urutan
Adapun pengertian urutan yaitu perubahan pengalaman saat seseorang mengamati suatu komposisi desain bangunan. Urutan bisa dikatakan bagus manakala perubahan yang terjadi mengalir secara alami tanpa adanya kejutan yang tidak perlu. Prinsip squence ini sangat penting untuk kita pegang teguh karena berpengaruh langsung terhadap bagaimana cara pandang seseorang terhadap desain arsitektur yang telah kita buat. Bagaimanapun, prinsip ini akan memudahkan orang lain dalam memahami maksud dan tujuan desain.
e.         Skala (Scale)
  Skala merupakan suatu sistem pengukuran, dalam bentuk sentimeter dan inchi, tentang hubungan antara unsur dekorasi dengan manusia. Perlu diperhatikan bahwa dalam membuat desain, di samping faktor keindahan, kita juga harus mengedepankan kenyamanan sebagai faktor utamanya. Hal ini tidak terlepas dari tujuan dibuatnya suatu desain bangunan, yakni untuk keperluan hidup manusia.
f.      Irama (Rhythm)
Pola berulang menghasilkan Rhythm / Irama, hal itu dihasilkan dan dibuat oleh unsur-unsur yang berbeda-beda dengan pattern yang berirama dan unsur serupa dan konsisten dan mungkin dengan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) yang menjadi kunci untuk visual ritme. Menempatkan elemen dalam sebuah layout secara berkala membuat halus, dan bahkan ritme yang tenang, santai moods.
g.    Fokus (Focus)
Fokus perhatian sering disebut pula dengan dominasi. Dalam tatanan sebuah karya seni rupa selalu diupayakan terdapat satu bagian yang lebih menonjol dari bagian lainnya  artinya terdapat satu bagian yang mencuri perhatian pengamat. Fungsinya adalah agar tema utama sebuah karya menjadi jelas terlihat. Fokus perhatian dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya membuat aksentuasi (pengecualian) atas bentuk yang seragam, perbedaan ukuran, perbedaan warna, dan lain sebagainya.

2.3  Pengertian Layout
           Layout adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil akan menghadapi persoalan lay out. Semua fasilitas-fasilitas untuk produksi baik mesin-mesin, buruh dan fasilitas-fasilitas lainnya harus disediakan pada tempatnya masing-masing dan peralatan produksi dalam pabrik. Misalnya: mesin – mesin, alat – alat produksi, alat pengangkutan barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam, dan alat – alat pengawasan.
Pengaturan tata latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah yang sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industri meskipun untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas pabrik yang sudah ada maupun pengaturan tata letak fasilitas untuk pabrik yang sama sekali baru. Apabila pengaturan ini terencana secara baik akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri.



2.4  Prinsip Dasar Penyusunan Layout
Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan layout adalah:
1.      Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.
2.      Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (backtracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja. 
4.   Kepuasan   dan   keselamatan   kerja,   sehingga   memberikan   suasana   kerja yang menyenangkan. 
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan kebutuhan konsumen.
Untuk menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout) yaitu suatu perubahan kecil dalam satu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.
2.5  Tujuan Penggunaan Layout
Tujuan dari sebuah Layout adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala  fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapatberjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.



2.6  Manfaat Layout
1.      Meningkatkan jumlah produksi,  sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
2.      Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu. 
3.   Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang berikutnya.  
4.    Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.  
5.      Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain. 
6.    Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan.  
7.      Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
8.      Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).
2.7  Faktor – Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pengaturan Layout
Perencanaan tata letak fasilitas produksi berhubungan erat dengan proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan pekerja pada masing-masing stasiun kerja (work station).Pengaturan tata letak fasilitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a.       Jenis produk, termasuk didalamnya desain produk dan volume produksi. 
b.      Urutan proses, apakah atas dasar arus ataukan atas dasar proses. 
c.       Peralatan yang digunakan, baik teknologi, jenis, maupun kapasitas mesin. 
d.  Pemeliharaan    dan    penggantian    mesin    dan    peralatan    (maintenance    and replacement). 
e.       Keseimbangan kapasitas antar mesin dan antar departemen (balance capacity) 
f.       Area tenaga kerja (employee area). 
g.      Area pelayanan (service area). 
h.      Feksibilitas (flexibility).
2.8  Dasar Pengaturan Layout
Dasar pengaturan layout atau cara pengaturan rencana tata letak pabrik adalah :
a.     Atas Dasar Proses
Pada pengaturan layout berdasar atas proses terlebih dahulu ditentukan jenis produk, tipe manufacturing, dan karakter peralatan produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai karakter serupa dikelompokkan menjadi satu, misalnya mesin bubut, mesin bor, dan mesin las. Dasar ini dinamakan Layout Proses.
b.    Atas Dasar Produk
Pada pengaturan layout berdasar atas produk terlebih dahulu ditentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan pada produk yang akan dihasilkan.  Pengaturan tata letak fasilitas pabrik seperti mesin, tidak memandang tipenya dan penempatannya sesuai dengan urutan dari satu proses ke proses yang lain. Dasar ini dinamakan Layout Produk.
2.9  Macam – macam Layout
1)      Layout Garis Atau Produk yaitu pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi dalam  suatu pabrik yang berdasarkan atas urut – urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjkakan setiap hari selalu sama, seolah – olah menyerupai garis ( meskipun tidak selalu garis lurus).
a.    Sifat - sifat layout garis
-          Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam banyak.
-           Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang sesuai dengan kebutuhan mesin yang dilayani.
-          Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan.
-       Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu dengan yang lainya harus sama.
b.        Kebaikan – kebaikan layout garis
-       Biaya produksi lebih murah
-       Pengawasan lebih mudah
-       Pengangkutan barang didalam pabrik lebih mudah
c.        Kelemahan – kelemahan layout garis
-       Apabila terjadi kemacetan terhadap salah satu mesin, mesin akan   menyebabkan kemacetan seluruh kegiatan pabrik
-       Nilai investasi mahal, karena mesin yang digunakan banyakn sekali dan biasanya menggunakan mesin khusus
-       Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam barang saja.
2)      Layout fungsional atau proses yaitu pengaturan letak fasilitas produksi di dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan yang sama dikelompokan dan diletakakan pada ruang yang sama. Layout ini biasanya untuk membuat barang yang bermacam – macam.
a.       Sifat – sifat layout fungsional
-       Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah yang dibuat setiap macam sedikit.
-       Mesin yan digunakan biasanya bersifat serbaguna.
-       Routing atau penentuan urut – urutan proses pembuatan barang biasanya selalu berubah ubah.
-       Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel.
-       Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus jelas.
-       Kualitas barang hasil produkai sangat tergantung pada keahlian karyawan yang mengerjakan.
b.      Kebaikan kebaikan layout fungsional
-       Fleksibel dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.
-   Investasi pada mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuang lain lebih murah daripada layout garis.
c.       Kelemahan – kelemahan layout fungsional
-          Biaya produksi setiap barang lebih mahal.
-          Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksai lebih sering digunakan.
-          Pengangkutan barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur.
-          Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.
3)        Layout kelompok yaitu suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan.
a.       Sifat – sifat layout kelompok
-          Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam kelompok yang memiliki garios besar urutan proses yang sama.
-          Mesin yang digunakan bersifat fleksibel.
-          Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel.
b.      Kebaikan – kebaikan layout kelompok
Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang
-          Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam arus barang tidak simpang siur.
-          Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya produksi dapat lebih murah dibandingkan layout fungsional.
c.       Kelemahan – kelemahan layout kelompok
-          Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompok produk yang memiliki kesamaan tingkat proses harus jelas.
-          Instruksi kerja harus jelas.
-          Memerlukan pengawasan yang cermat.
4)        Layout dengan posisi tetap yaitu layout dengan posisi tetap sering disebut dengan layout by fixed materials position atau fixed layout yaitu pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yanhg tetap atau tidak dipindah – pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas produksai yang lain berpindah – pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai kebutuhan. Sebagai contoh: layout pembuatan jembatan, layout pembangunan gedung, layout pembuatan jalan dan layout penghijauan
a.        Sifat – sifat layout dengan posisi tetap
-          Barang yang dikerjakan biasanya berat dan tidak mungkin dipindah – pindah.
-          Volume pekerjaan biasanya besar.
-          Biasanya pekerjaan berupa proyek yang harus selesai pada waktu yang telah ditentukan.
-          Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah – pindah.
-           Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin dikerjakan dilokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain.
b.       Kebaikan – kebaikan layout dengan posisi tetap
-            Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap[ pekerjaan yang berbeda – beda.
-            Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan.
-            Tidak memerlukan banguna pabrik
c.       Kelemahan layout dengan posisi tetap
-          Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan layoutnya.
-          Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit.
-          Biasanya keamanan barang – barang di sekitar pembuatan barang harus dijaga dengan baik karena rawan pencurian.
5)        Layout bentuk U, hakekat layout bantuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produk akhir berada pada posisi yang Sama. Keuntungan terbesar dan terpenting dari tata letak seperti ini adalah fleksibelitas untuk menambah atau mengurangi jumlah pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan perubahan jumlah produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat di capai dengan menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam, dari tempat kerja berbentuk U.
6)        Layout gabungan garis dan proses, penggabungan ini dilakukan dengan cara menempatkan mesin – mesin dalam masing - masing departemen menurut type mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan bardasarkan proses. Sedangkan pengaturan masing – masing departemen didasarkan urutan operasi atau pengerjaan dari produk yang akan dibuat atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan produk. Penggabungan kedua type ini mencoba untuk mengeliminir segala kelemahan yang terdapat pada layout proses maupunlayout produk.
7)  Layout gabungan garis dan bentuk U, untuk mengatasi angka pecahan dalam jumlah pekerja, seperti dalam contoh layout garis, dapat ditempuh dengan menggabungkan beberapa lini bentuk U menjadi satu bentuk lini terpadu. Dengan cara penggabungan seperti ini, alokasi operasi diantara pekerja sebagai respon terhadap variasi jumlah produksi dapat di capai.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan di dalam pabrik. Karena terdapat banyak macam – macam layout dimana masing – masing layout memiliki sifat, kelebihan, dan kelemahan masing – masing yang berbeda satu sama lain, maka perusahaan harus teliti dalam memilih jenis layout yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu.

KATA MUTIARA v   Jangan remehkan dirimu sendiri. Jadikan kekuranganmu sebagai motivasi tuk terus belajar menjadi pribadi lebih baik seti...