BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Desain
Desain biasa
diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif
lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik
sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain"
memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru".
Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir
dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau
berbentuk obyek nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik
dan berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapatkan dari riset,
pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain,
sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari
perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.
2.2 Konsep
– konsep Dasar Desain
Prinsipnya dasar sebuah desain terbentuk dengan adanya:
·
Keseimbangan
·
Kesatuan
·
Perbandingan
·
Urutan
·
Irama
·
Skala
·
Fokus
Prinsip
tersebut diatas umumnya berlaku juga pada semua pekerjaan kreatif termasuk pada
desain layout. Konsep dasar dalam sebuah karya desain ini diperlukan sebelum
memutusakan untuk membuat sebuah desain layout karena nantinya sebuah desain
harus bisa dipertanggungjawabkan secara estetika.
a.
Keseimbangan (Balance)
Seperti halnya alam semesta yang
tercipta dengan penuh keseimbangan, simetrisnya alur serat daun, sayap beraneka
warna pada kupu-kupu, perpaduan lautan dan langit biru
merupakan
contoh keseimbangan dan harmonisasi yang ada di alam semesta. Keseimbangan juga
berlaku secara matematis, misalnya berat suatu benda dengan benda yang lain
akan seimbang jika mempunyai berat yang sama Dalam mendesain
sebuah layout, perlu diperhatikan konsep keseimbangan ini, karena berpengaruh
kepada estetika dan hasil akhir ketika sebuah desain dibuat. Jangan sampai
desain layout yang telah kita buat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.
Kesatuan (Unity)
Kesatuan merupakan
paduan unsur-unsur rupa yang antara unsur satu dengan yang lain saling
menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan, dengan kata lain tidak
terpisah-pisah atau berdiri sendiri. Agar sebuah karya seni menjadi enak
dipandang maka syarat utamanya adalah memiliki kesatuan. Dalam prinsip kesatuan
inilah sebenarnya memuat pula prinsip-prinsip yang lain. Kesatuan akan terwujud
jika di dalamnya terdapat keserasian, keseimbangan, irama, dan fokus perhatian.
c.
Perbandingan
Kesebandingan atau
lebih dikenal dengan sebutan proporsi adalah perbandingan ukuran
unsur-unsurnya, baik perbandingan antar bagian maupun antara bagian terhadap
keseluruhan. Pengaturan besar kecilnya bagian merupakan prinsip yang erat
kaitannya dengan keseimbangan. Orang-orang pada zaman Yunani meyakini sebuah
pendekatan menggunakan proporsi yang dianggap ideal dan memiliki keindahan yang
agung, yang dikenal sebagai Golden Ratio atau Golden section.
d.
Urutan
Adapun
pengertian urutan yaitu perubahan pengalaman saat seseorang mengamati suatu
komposisi desain bangunan. Urutan bisa dikatakan bagus manakala perubahan yang
terjadi mengalir secara alami tanpa adanya kejutan yang tidak perlu. Prinsip squence
ini sangat penting untuk kita pegang teguh karena berpengaruh langsung terhadap
bagaimana cara pandang seseorang terhadap desain arsitektur yang telah kita
buat. Bagaimanapun, prinsip ini akan memudahkan orang lain dalam memahami
maksud dan tujuan desain.
e.
Skala (Scale)
Skala merupakan
suatu sistem pengukuran, dalam bentuk sentimeter dan inchi, tentang hubungan
antara unsur dekorasi dengan manusia. Perlu diperhatikan bahwa dalam membuat
desain, di samping faktor keindahan, kita juga harus mengedepankan kenyamanan
sebagai faktor utamanya. Hal ini tidak terlepas dari tujuan dibuatnya suatu
desain bangunan, yakni untuk keperluan hidup manusia.
f.
Irama (Rhythm)
Pola berulang
menghasilkan Rhythm / Irama, hal itu dihasilkan dan dibuat oleh unsur-unsur
yang berbeda-beda dengan pattern yang berirama dan unsur serupa dan konsisten
dan mungkin dengan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen)
yang menjadi kunci untuk visual ritme. Menempatkan elemen dalam
sebuah layout secara berkala membuat halus, dan bahkan ritme yang tenang,
santai moods.
g.
Fokus (Focus)
Fokus
perhatian sering disebut pula dengan dominasi. Dalam tatanan sebuah karya seni
rupa selalu diupayakan terdapat satu bagian yang lebih menonjol dari bagian
lainnya artinya terdapat satu bagian yang mencuri perhatian pengamat.
Fungsinya adalah agar tema utama sebuah karya menjadi jelas terlihat. Fokus
perhatian dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya membuat aksentuasi
(pengecualian) atas bentuk yang seragam, perbedaan ukuran, perbedaan warna, dan
lain sebagainya.
2.3
Pengertian Layout
Layout adalah cara penempatan
fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan
efisien. Setiap perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil
akan menghadapi persoalan lay out. Semua fasilitas-fasilitas untuk produksi
baik mesin-mesin, buruh dan fasilitas-fasilitas lainnya harus disediakan pada
tempatnya masing-masing dan peralatan produksi dalam pabrik. Misalnya: mesin – mesin, alat – alat produksi, alat pengangkutan
barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam, dan alat – alat pengawasan.
Pengaturan
tata latak (layout) fasilitas pabrik dan area kerja merupakan masalah yang
sering dijumpai bahkan tidak dapat dihindari dalam dunia industri meskipun
untuk lingkup yang lebih kecil dan sederhana, dapat berlaku untuk fasilitas
pabrik yang sudah ada maupun pengaturan tata letak fasilitas untuk pabrik yang
sama sekali baru. Apabila pengaturan ini terencana secara baik akan berpengaruh
terhadap efisiensi dan kelancaran proses produksi suatu industri.
2.4
Prinsip Dasar Penyusunan Layout
Prinsip dasar
yang digunakan dalam penyusunan layout adalah:
1.
Integrasi secara total terhadap faktor-faktor
produksi. Sehingga dalam tata letak fasilitas pabrik diperlukan secara
terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi rnenjadi
satu organisasi yang besar.
2.
Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan
dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara
mengurangi jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari
gerakan balik (backtracking), gerakan memotong (cross
movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata
lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh
gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan
kerja, sehingga memberikan
suasana kerja yang menyenangkan.
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi,
komunikasi, dan kebutuhan konsumen.
Untuk menjaga
fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout) yaitu suatu
perubahan kecil dalam satu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan
adanya desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang
perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada
perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.
2.5
Tujuan Penggunaan Layout
Tujuan dari sebuah Layout adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan
efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area
kerja, sehingga proses produksi dapatberjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai
dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.
2.6 Manfaat Layout
1.
Meningkatkan
jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin
minimum.
2.
Mengurangi waktu
tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu
dengan mesin lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu.
3. Mengurangi proses pemindahan bahan
dan meminimalkan jarak antara proses yang satu
dengan yang berikutnya.
4. Hemat ruang,
karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara
masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.
5.
Mempersingkat waktu
proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain.
6. Efisiensi penggunaan fasilitas,
pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
7.
Meningkatkan kepuasan dan
keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman,
nyaman, tertib, dan rapi, sehingga dapat mempermudah supervisi, mempermudah
perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas.
8.
Mengurangi kesimpangsiuran yang
disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya
perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).
2.7 Faktor
– Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pengaturan Layout
Perencanaan tata letak fasilitas
produksi berhubungan erat dengan proses perencanaan
dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan pekerja pada masing-masing stasiun kerja (work
station).Pengaturan tata letak
fasilitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
a.
Jenis produk,
termasuk didalamnya desain produk dan volume produksi.
b.
Urutan proses, apakah atas dasar
arus ataukan atas dasar proses.
c.
Peralatan yang
digunakan, baik teknologi, jenis, maupun kapasitas mesin.
d. Pemeliharaan
dan penggantian mesin
dan peralatan (maintenance
and replacement).
e.
Keseimbangan
kapasitas antar mesin dan antar departemen (balance capacity)
f.
Area tenaga
kerja (employee area).
g.
Area pelayanan (service area).
h.
Feksibilitas (flexibility).
2.8 Dasar Pengaturan Layout
Dasar pengaturan layout atau cara pengaturan rencana
tata letak pabrik adalah :
a.
Atas Dasar
Proses
Pada pengaturan layout berdasar atas proses
terlebih dahulu ditentukan jenis produk, tipe manufacturing, dan karakter peralatan produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai
karakter serupa
dikelompokkan menjadi satu, misalnya mesin bubut, mesin bor, dan mesin
las. Dasar ini dinamakan Layout Proses.
b.
Atas Dasar
Produk
Pada pengaturan layout berdasar atas produk
terlebih dahulu ditentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan pada produk
yang akan dihasilkan. Pengaturan tata letak fasilitas pabrik seperti
mesin, tidak memandang tipenya dan
penempatannya sesuai dengan urutan dari satu proses ke proses yang lain. Dasar
ini dinamakan Layout Produk.
2.9 Macam
– macam Layout
1) Layout Garis
Atau Produk yaitu pengaturan letak mesin – mesin atau fasilitas produksi
dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urut – urutan proses
produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang dikerjakan setiap hari selalu
sama dan arus barang yang dikerjkakan setiap hari selalu sama, seolah – olah
menyerupai garis ( meskipun tidak selalu garis lurus).
a.
Sifat - sifat layout garis
-
Macam produk yang dihasilkan sedikit dan jumlah setiap macam
banyak.
-
Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus, yang
sesuai dengan kebutuhan mesin yang dilayani.
-
Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin
daripada keahlian karyawan.
-
Memiliki keseimbangan kapasitas mesin, artinya kapasitas mesin satu
dengan yang lainya harus sama.
b.
Kebaikan – kebaikan layout garis
-
Biaya produksi lebih murah
-
Pengawasan lebih mudah
-
Pengangkutan barang didalam pabrik lebih mudah
c.
Kelemahan – kelemahan layout garis
-
Apabila terjadi kemacetan terhadap salah satu mesin, mesin
akan menyebabkan kemacetan seluruh
kegiatan pabrik
-
Nilai investasi mahal, karena mesin yang digunakan banyakn sekali
dan biasanya menggunakan mesin khusus
-
Kurang fleksibel karena suatu layout hanya dapat membuat satu macam
barang saja.
2)
Layout fungsional atau proses yaitu pengaturan letak fasilitas
produksi di dalam pabrik yang didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin
atau fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki kegunaan
yang sama dikelompokan dan diletakakan pada ruang yang sama. Layout ini
biasanya untuk membuat barang yang bermacam – macam.
a.
Sifat – sifat layout fungsional
-
Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan jumlah
yang dibuat setiap macam sedikit.
-
Mesin yan digunakan biasanya bersifat serbaguna.
-
Routing atau penentuan urut – urutan proses pembuatan barang
biasanya selalu berubah ubah.
-
Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat fleksibel.
-
Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja harus
jelas.
-
Kualitas barang hasil produkai sangat tergantung pada keahlian
karyawan yang mengerjakan.
b.
Kebaikan kebaikan layout fungsional
-
Fleksibel dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam barang.
- Investasi pada mesin – mesin dan pada fasilitas produksi yuang lain
lebih murah daripada layout garis.
c.
Kelemahan – kelemahan layout fungsional
-
Biaya produksi setiap barang lebih mahal.
-
Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksai lebih sering
digunakan.
-
Pengangkutan barang di pabrik lebih sulit dan simpang siur.
-
Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin.
3)
Layout kelompok yaitu suatu pengaturan letak fasilitas suatu pabrik
berdasarkan atas kelompok barang yang dikerjakan.
a.
Sifat – sifat layout kelompok
-
Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa macam
kelompok yang memiliki garios besar urutan proses yang sama.
-
Mesin yang digunakan bersifat fleksibel.
-
Memerlukan karyawan yang keahlianya fleksibel.
b.
Kebaikan – kebaikan layout kelompok
Bersifat
fleksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa macam barang
-
Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam arus barang tidak
simpang siur.
-
Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk, biaya
produksi dapat lebih murah dibandingkan layout fungsional.
c.
Kelemahan – kelemahan layout kelompok
-
Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompok produk
yang memiliki kesamaan tingkat proses harus jelas.
-
Instruksi kerja harus jelas.
-
Memerlukan pengawasan yang cermat.
4)
Layout dengan posisi tetap yaitu layout dengan posisi tetap sering
disebut dengan layout by fixed materials position atau fixed layout
yaitu pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang
yanhg tetap atau tidak dipindah – pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas
produksai yang lain berpindah – pindah mengelilingi barang yang dikerjakan sesuai
kebutuhan. Sebagai contoh: layout pembuatan jembatan, layout pembangunan
gedung, layout pembuatan jalan dan layout penghijauan
a.
Sifat – sifat layout dengan posisi tetap
-
Barang yang dikerjakan biasanya berat dan tidak mungkin dipindah –
pindah.
-
Volume pekerjaan biasanya besar.
-
Biasanya pekerjaan berupa proyek yang harus selesai pada waktu yang
telah ditentukan.
-
Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah – pindah.
-
Komponen produk atau bagian produk yang tidak mungkin
dikerjakan dilokasi biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau di tempat lain.
b.
Kebaikan – kebaikan layout dengan posisi tetap
-
Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap[ pekerjaan yang berbeda –
beda.
-
Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan.
-
Tidak memerlukan banguna pabrik
c.
Kelemahan layout dengan posisi tetap
-
Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk merencanakan
layoutnya.
-
Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit.
-
Biasanya keamanan barang – barang di sekitar pembuatan barang harus
dijaga dengan baik karena rawan pencurian.
5)
Layout bentuk U, hakekat layout bantuk U adalah pintu masuk dan
keluar bahan baku dan produk akhir berada pada posisi yang Sama. Keuntungan
terbesar dan terpenting dari tata letak seperti ini adalah fleksibelitas untuk
menambah atau mengurangi jumlah pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan
dengan perubahan jumlah produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat di
capai dengan menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam,
dari tempat kerja berbentuk U.
6)
Layout gabungan garis dan proses, penggabungan ini dilakukan dengan
cara menempatkan mesin – mesin dalam masing - masing departemen menurut type
mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan bardasarkan proses. Sedangkan
pengaturan masing – masing departemen didasarkan urutan operasi atau pengerjaan
dari produk yang akan dibuat atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan
produk. Penggabungan kedua type ini mencoba untuk mengeliminir segala kelemahan
yang terdapat pada layout proses maupunlayout produk.
7) Layout gabungan garis dan bentuk U, untuk mengatasi angka pecahan
dalam jumlah pekerja, seperti dalam contoh layout garis, dapat ditempuh dengan
menggabungkan beberapa lini bentuk U menjadi satu bentuk lini terpadu. Dengan
cara penggabungan seperti ini, alokasi operasi diantara pekerja sebagai respon
terhadap variasi jumlah produksi dapat di capai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Layout pabrik
adalah tata letak atau tata ruang. Artinya, cara penempatan fasilitas –
fasilitas yang digunakan di dalam pabrik. Karena terdapat banyak macam – macam
layout dimana masing – masing layout memiliki sifat, kelebihan, dan kelemahan
masing – masing yang berbeda satu sama lain, maka perusahaan harus teliti dalam
memilih jenis layout yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
itu.